INVESTASI dan PENANAMAN MODAL
I.
Peranan Modal Dalam Meningkatkan PNB (Pendapatan
Nasional Bruto)
Peranan
penanaman modal dalam meningkatkan PNB (Pendapatan Nasional Bruto) itu sangat
penting, karena Indikator utama didalam PNB adalah untuk mengukur tingkat kesehatan
ekonomi suatu kawasan. Cara mengukurnya itu, yaitu menurut besarnya perubahan
PNB itu sendiri. Peningkatan PNB itu dapat dilakukan dengan berinvestasi/
penanaman modal dalam negeri dan modal sendiri ataupun modal bersama. Maka dari
itu peranan penanaman modal sangat penting sekali dalam meningkatkan PNB,
karena penanaman modal dapat mempermudah jalannya fungsi PNB.
II.
Peranan Modal Dalam
Negeri, Terutama Tentang Fungsi dan Kedudukannya, Perkembangan dan Prospeknya
di Masa Depan
·
Peranan
modal dalam negeri sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Melihat
perekonomian Indonesia masih rendah akibat krisis yang melanda membuat
pemerintah terdorong untuk mencari sumber-sumber pembiayaan pembangunan baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Kedudukan penanaman modal
dalam negeri yang terpenting adalah pendapatan nasional karena dapat
memanfaatkan kekayaan yang dimiliki oleh pihak Negara.
·
Fungsi
serta kedududukannya juga sangat penting karena merupakan asset Negara untuk
meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan Negara. Fungsinya adalah untuk
pengumpulan, pengelolaan, perencanaan dan perumusan kebijakan teknis bidang
penanaman modal.
·
Perkembangan
modal dalam negeri belum berkembang padahal kekayaan alam yang dimiliki begitu
melimpah tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal, dengan memanfaaatkan
kekayaan alam pemerintah dapat melakukan suatu bidang usaha atau semacamnya
yang dapat meningkatkan pendapatan nasional dengan cara penggabungan
faktor-faktor produksi. Namun sayangnya, pada kenyataannya pemerintah lebih
banyak menggunakan modal asing.
·
Penanaman
modal dalam negeri memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang, hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal
Investasi mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan
modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain
itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di negara
keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal
Investasi yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman
organisasi, informasi pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk
dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian
baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi Negara
terbelakang.
III.
Peranan Modal Asing dan Isu-isu yang Ada
Menurut Michael F. Todaro (1994) terdapat dua kelompok pandangan mengenaimodal asing, yaitu ;
·
Pertama, Kelompok yang memandang
modal asing sebagai pengisi kesenjangan anatara persediaan tabungan, devisa,
penerimaan pemerintah, keterampilan manajerial, serta untuk mencapai tingkat
pertumbuhan.
·
Kedua, Kelompok yang menentang modal
asing dengan perusahaan multi nasionalnya. Mereka berpendapat bahwa modal asing
cenderung menurunkan tinhkat tabungan dan investasi domestik.
Berbagai penelitian- penelitian
bahwa arus bersih modal asing yang masuk ke Indonesia, baik yang berupa
modal asing dan hutang luar negri. Setelah semuanya diperhitungan, maka
menunjukkan nilai komulatifnegatif, bahkan modal asing ini cenderung berdampak
crowding out terhadap tabungan domestik. Dari penelitian-penelitian tersebut
juga menemukan bahwa sebenarnya tabungan domestik lebih penting peranannya
daripada modal asing, baik secara kuantitatif maupun statistik dalam menentukan
pertumbuhan ekonomi. Namun penanaman modal asingbila dikelola dan dikontrol
dengan baik oleh pemerintah, idealnya modal asing dapat menunjang
industrialisasi, membangun modal motherhead ekonomi dan dapat menciptakan kesempatan
kerja yang lebih luas.
Dan tentang Isu-Isu PMA (Penanaman
Modal Asing) yang masuk di Indonesia itu benar terjadi/memang benar
adanya. Puncaknya pada periode 80-an dan bahkan telah mengalami akselerasi
sejak tahun 1994.
Sumber :